yang sebenarnya atau yang Haq. Jadi yang sebenarnya terjadi itu Hayat (ZAT HAYYA).
Yang sebenar-benarnya HAYYAT itu : ROH
Yang sebenar-benarnya ROH itu : NYAWA
Yang sebenar-benarnya NYAWA itu : NUR MUHAMMAD
Yang sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD itu : SIFAT
Yang sebenar-benarnya SIFAT itu : ZAT (ZAT HAYYAT)
Yang sebenar-benarnya ZAT ialah : DIRI (UJUD)
Yang sebenar-benarnya SIFAT ialah : RUPA (WAJAH)
Yang sebenar-benarnya ASMA ialah : NAMANYA (HATI) Yang sebenar-benarnya AF’AL ialah : KELAKUANNYA (FI’IL)
Jadi yang bernama Allah itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL
Alif yaitu : ZAT
Lam awal yaitu : SIFAT
Lam akhir yaitu : ASMA
Ha yaitu : AF’AL
Itulah yang bernama Allah.
Jadi Nur yang sebenarnya itu ialah : DIRI yang empat cahaya yaitu NURUN, HAWA’UN, MA’UN, TARABUN.
Begitu juga ASMA ALLAH yang empat huruf ini tanpa ada tasjidnya, tiada mungkin ASMA ALLAH itu ALLAH. Apakah tasjidnya? Apakah yang menguatkan ASMA ALLAH itu ALLAH. Seperti juga MUHAMMAD itu MUHAMMAD.
Tanpa ada tasjidnya, tidak mungkin MUHAMMAD itu bernama MUHAMMAD. Jadi keduanya itu tasjidnya adalah : NUR MUHAMMAD. Jadi NUR MUHAMMAD itu juga adalah HAQIQAT ALAM. Yang menjahirkan dan yang dijahirkan adalah : ESA. Makanya kata-kata diciptakan itu hanya untuk umum.
Disini si RAJA dan si RAKYAT adalah manunggal ESA. Yang memerintah dan yang diperintah adalah SATU. Yang menghukum dan yang dihukum UNDANG-UNDANG HUKUM. Yang disayang dan dicintai adalah rakyatnya sendiri. Jadi rakyat mencintai rajanya, dan rajanya itu pula mencintai rakyatnya.
Siapa yang taat atas kehendak rajanya, maka dicintainya. Apapun kehendak rajanya, rakyat yang taat itu selalu patuh dengan Tuhannya. Sekalipun umpamanya kehendak raja itu bertentangan dengan rakyat umumnya. Tetapi perduli amat. Aku melaksanakan kemauan Tuhan hamba yang Maha Agung dan yang Maha Mulia. Biarlah aku dibenci oleh sesamaku, namun aku tetap patuh atas perintah yang Maha Mulia. Ini lah arti taatku dan arti patuhku dan arti cintaku. Semua orang ingin mencintai Tuhan, tapi namun aku sendiri sudah lebur dalam cinta itu dan aku sudah membara di api Tuhan ku.
Semua orang ingin Tha’at kepada Tuhan, tapi namun keTha’atan ku telah menyatu dengan ku, dalam HATI dan PERASAANKU. Semua orang ingin menjadi WALI ALLAH, tapi namun aku sendiri supaya ALLAH menjadi WALIKU.
Alangkah luasnya pandanganku itu, tetapi pandangan orang yang buta, hanya seluas lubang hidungnya saja. Tetapi bagiku tiada dinding dan HIJAB. Untuk memandang kebesaran dan keagungan Tuhanku. Kemana saja aku menoleh, hanya KEKASIHKU itu saja lagi yang kelihatan. Dan kemana saja kuarahkan pandanganKu itu, Hadapku, Wajahku, Nyawaku, dan Ruhku, Akal ku, dan seluruh persendianku. Disanalah ZAT ALLAH, SIFAT ALLAH, FI’IL ALLAH, UJUD ALLAH, dan WAJAH ALLAH. Maka hilanglah aku dan lenyaplah aku kedalam JIBU atau KOSONG.
Kini AKU KU yang terdahulu telah terganti MA’AN (TUBADDIL). Kini AKU adalah AKU dalam segala hal dan keadaan. Sekarang AKU KU yang HAQ ini telah GAIB dalam pandangan RAHASIA. Bukan gaib dalam pandangan nafsu. Tapi aku telah gaib dalam GAIBKU.
Bila AKU masuk kedalam Alam Gaib, maka segala yang GAIB itu tiadalah GAIB lagi. Semua bernyata dalam pandangan BASYIRAH RAHASIAKU. Aku kini bernama RAHASIA INSAN, dan RAHASIA INSAN itu ialah RAHASIA ALLAH, jadi semuanya yang berlaku dalam keadaan ini ialah RAHASIA ALLAH.
Supaya lebih paham. Lihat dibawah ini, adapun :
Yang sebenar-benarnya DIRI itu : HAYYAT
Yang sebenar-benarnya HAYYAT itu : ROH
Yang sebenar-benarnya ROH itu : NAFAS
Yang sebenar-benarnya NAFAS itu : RAHASIA
Yang sebenar-benarnya RAHASIA itu : NUR MUHAMMAD
Yang sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD itu : UJUD kita ini
Inilah pegangan kita sekarang dan seterusnya.
Yang sebenar-benarnya DIRI ROHANI itu ALLAH TA’ALA. Sekarang DIRI ROHANI itu jangan dicari lagi, karena yang bernama ALLAH itu sudah menjadi NYAWA segala MAKHLUK. Kesimpulannya adalah : semua MAKHLUK itu KHOLIK.
Jangan dicari lagi karena ALLAH itu sudah : LAISYA KAMISLIHI SYAI’UN. Kalau sudah tahu rahasianya, rahasiakanlah bagi orang yang belum mencapai kepada ilmu HAQIQAT ini. Sebab nanti bisa membawa fitnah besar ditengah-tengah umum.
Sekarang saya akan tambahkan lagi supaya lebih mantap. Yang sebenar-benarnya DIRI itu HAYYAT / ROH. Tetapi jangan berhenti kepada ROH saja, coba tembuskan pandangan kita kepada ZAT dan SIFAT ALLAH TA’ALA. Kalau pandangan kita hanya berhenti kepada nyawa saja, berarti kita salah memahami dalil yang ini. Jadi yang sebenar-benarnya DIRI itu adalah ROH.
Tatkala ia nasab ke seluruh tubuh : NYAWA namanya
Tatkala ia keluar dan masuk : NAFAS namanya
Tatkala ia berkehendak : HATI namanya
Tatkala ia percaya akan sesuatu : IMAN namanya
Tatkala ia dapat membuat sesuatu : AQAL namanya
Jadi pohon Aqal itu ialah : ILMU. Inilah yang disebut dengan sebenar-benarnya DIRI. Jadi kita ini hanya bertubuh RUH semata-mata. Apa sebab disebut dengan bertubuh ROH semata ??? ……..
Sebab disebut RUH semata ialah : karena sudah fana LAHIR dan BATHIN. Disini jangan diartikan kita yang memfanakan DIRI. Sebab fana itu dari ALLAH jua. Sedangkan kata-kata KITABUN itu sudah lebur jua kedalam fana.
Adapun BADAN ROHANI itu ALLAH TA’ALA artinya itu jangan dicari lagi karena ia itu sudah menjadi RAHASIA kepada kita semua. Sebab kata-kata RAHASIA itu ada dua pengertiannya yang bersamaan.
Pertama : RAHASIA INSAN dan yang kedua : RAHASIA ALLAH. Disinilah kita mengambil hadits Qudsi yang berbunyi : AL INSANU SIRRI, WAANA SIRRAHU artinya : adapun INSAN itu RAHASIA KU dan AKU adalah RAHASIA INSAN itu.
Jadi menurut hadits Qudsi ini tadi RAHASIA INSAN itu RAHASIA ALLAH jua. Jadi kalau sudah faham dan mengerti hanya tinggal pelaksanaannya saja lagi.
Jadi apa saja yang datang kepadamu semuanya datang dari RAHASIA ALLAH itu tadi. Tapi jangan kamu pahami bahwa ada perbuatan lain atas DIRI mu itu, yaitu mengandung syirik yang paling halus. Karena kamu sudah : WAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM artinya Tuhan ada bersamamu kemana saja kamu berada. Maksudnya sudah berbarenagan siang dan malam.
Demikianlah adanya supaya kamu paham dan mengerti . kalau sudah demikian itu tinggallah : hanya penuh kesadaran, pengertian dan pengabdian kepada Allah Ta’ala.
Kalimah : “LAA ILAAHA ILLALLAH”, masuknya kepada :
LAA itu maksudnya kepada : HAYYAT
ILAHA itu maksudnya kepada : ROH
ILLA itu maksudnya kepada : NAFAS
ALLAH itu maksudnya kepada : NYAWA
NYAWA itu asalnya : NUR MUHAMMAD
NUR MUHAMMAD itu ialah : SIFAT
SIFAT itu ialah : HAYYAT
HAYYAT itu ialah : ROH TUHAN ROBBUL ALAMIN
Tapi ingat ROH itu bukan TUHAN, tapi tiada lain daripada NYA. Asal saja diteruskan kepada ZAT dan SIFAT. Kalau sudah paham yaitu jangan dicari lagi, nanti bertambah jauh.
Baiklah, dan sekarang kepada pembicaraan sembahyang, SEMBAHYANG itu adalah ZAHIR ALLAH TA’ALA jua. Jadi kalau ZAHIRNYA ALLAH TA’ALA apalagi BATHINNYA : Siapa-siapa manusia semata yang berZIKIR, maka ZIKIRNYA itu haram. Tambah banyak berZIKIR tambah haram....
Tidak ada komentar :
Posting Komentar