Senin, 07 September 2020
PERNIKAHAN AGUNG
on
19.57
PERSETUBUHAN itu ibarat sangkar emas. Yang diluar ingin masuk, yang didalam ingin keluar. Itulah PEPERANGAN sepasang kelamin dan itu hanyalah kegiatan hawa nafsu tetapi, disahkan oleh agama. Disebabkan karena persetubuhan itu adalah sebuah simbolis yang menyimpan makna rahasia hakikat hubungan antara Allah dan Muhammad
Dalam legenda agama diceritakan bahwa pada mulanya Dia menciptakan adam, lalu diciptakanNya juga hawa. Anehnya, hawa diciptakan justru dari diri adam itu sendiri bukan berasal dari sesuatu yang diluarnya. Sebagaimana konon, dunia ini diciptakan juga berasal dari tuhan itu sendiri atau semesta dunia adalah pengejawantahan manifestasi ilahi
Dengan demikian adam pun diciptakan dengan posisi berdiri tegak lurus dan ini tidak berlaku pada mahluk lainnya, itu berarti adam dan hawa dijadikan sebagai simbol. Coba perhatikan saja bentuk kemaluan adam, bukankah berbentuk ALIF atau angka satu, tegak lurus.. Dan, kemaluan hawa berbentuk angka NOL simbol kekosongan yang bersipat mungkin. bisa ada, bisa tiada
Bisa menjadi ada atau menjadi tiada, itu bergantung apakah angka satu itu berdiri dibelakangnya ataukah tidak.. Itulah sebabnya dikatakan, sesungguhnya segala sesuatu yang ada ini bisa menjadi ada dan tiadanya adalah tergantung pada kehendak-Nya..! Jadi, dengan demikian pernikahan antar sepasang kelamin menjadi jelas itu hanyalah sebuah bentuk simbolisasi
Atas kebenaran yang menunjukan bahwa, adam yang sebagai simbol ALIF ke Esaan ilahiah. dan hawa sebagai simbol NOL kekosongan. Sehingga Bola dunia semesta haruslah disatukan kembali sebagaimana hawa yang adalah berasal dari adam, kalau Bahasa Arabnya "Garwo, sigaring nyowo". Begitu pun semesta raya yang juga adalah berasal dari-Nya. Haruslah dinyatakan sebagai bagian dari keutuhan-Nya, ini menjadi semacam perjalanan kembali. innalillahi wa innaillaihi rojiun
Sehingga sang penyeru berpesan, "Datangilah undangan pernikahan..!” Nikah dalam bahasa indonesia berarti kawin atau bersenggama, bersetubuh, bahasa Arabnya manunggaling. Pernikahan dalam pengertian antar sepasang kelamin yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat hanyalah sebuah pernikahan biasa yang bersipat ritual, bisa dilakukan dan dihadiri oleh siapa saja
Adapun, pernikahan itu dalam pengertian persenggamaan adalah antara Allah dengan Muhammad, inilah yang dikatakan pernikahan agung. Jadi, undangan pernikahan ini maknanya ialah menghadiri wejangan ilmu asal usul diri untuk menuju pencapaian puncak kesempurnaan makrifat, manunggaling kawulo gusti. Pesan-Nya, “ jika kamu telah akil balig dan mampu, menikahlah..!”
Jadi kelompok yang menganggap kebenaran agama hanyalah apa yang tersurat bukan apa yang tersirat disebalik ungkapannya. Maka memahami pesan kalimat diatas yaitu siapa yang sudah memasuki masa usia dewasa secara biologis dan ia mampu memenuhi baik nafkah lahir maupun nafkah batin. Dengan pengertian apa saja yang menyangkut kebutuhan hidup termasuk didalamnya, dapatlah dikatakan ia telah memenuhi syarat untuk memasuki pernikahan
Sebab, kewajiban suami adalah disamping mampu membahagiakan keluarga bagi kehidupan dunia, ia juga berkewajiban menyelamatkan keluarganya untuk bisa berbahagia pada kehidupan akherat yaitu, kembali kepada-Nya. PertanyaanNya, dapatkah seseorang yang belum mencapai “Pernikahan agung“ disebut sebagai orang yang telah memenuhi syarat bagi sebuah pernikahan, sakral..?
Jadilah pria sejati dan, lalu rayakanlah pernikahan agung..!!!. tetapi ingat, pernikahan dibatasi hanya boleh dengan empat istri. artinya, pernikahan agung hanya akan terwujud hanya jika dirayakan dengan yang awal dan yang akhir, yang lahir dan yang batin..!. Yaitu, siapa yang senantiasa berada pada wilayah ini akan hidup didalam keheNINGan...
Hari Baik Kejawen
on
19.51
Uborampe Kejawen
Kejawen Manunggal Sejati, Manunggaling Kawulo Gusti, Kaweruh Kejawen, Ilmu Sejati
Menawa manungsa urip ijen, sejatine ora butuh ilmu lan ngelmu. Cukup naluri alamiahe wae. Nanging nalika urip bebarengan karo manungsa liyane lan karo titah dumadi liyane dibutuhake ilmu lan ngelmu. Dadine, ngelmu urip iku lumakune kanggo nuntun manungsa nglakoni urip bebarengan ing ngalam donya,salah sijining dalan lakuning urip yo iku kitab primbon, kang biso dienggo kanggo teken klakoni urip, ben biso ndadekake tentreming bebrayan agung..
Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut :
1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian :
1. Kliwon/ Kasih
2. Legi / Manis
3. Pahing / Jenar
4. Pon / Palguna
5. Wage / Kresna/ Langking
2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian
1. Tungle / Daun
2. Aryang / Manusia
3. Wurukung/ Hewan
4. Paningron / Mina/Ikan
5. Uwas / Peksi/Burung
6. Mawulu / Taru/Benih.
3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian :
1. Minggu / Radite
2. Senen / Soma
3. Selasa / Anggara
4. Rebo / Budha
5. Kemis / Respati
6. Jemuwah / Sukra
7. Setu / Tumpak/Saniscara
4. Hastawara – Padewan, Perhitungan hari dengan siklus 8 harian :
1. Sri
2. Indra
3. Guru
4. Yama
5. Rudra
6. Brama
7. Kala
8. Uma
5. Sangawara – Padangon, Perhitungan hari dengan siklus 9 harian :
1. Dangu / Batu
2. Jagur / Harimau
3. Gigis / Bumi
4. Kerangan / Matahari
5. Nohan / Rembulan
6. Wogan / Ulat
7. Tulus / Air
8. Wurung / Api
9. Dadi / Kayu
6. Wuku, Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku :
1. Sinta……..11. Galungan……..21. Maktal
2. Landhep……12. kuningan……..22. Wuye
3. Wukir……..13. Langkir………23. Manahil
4. Kurantil…..14. Mandhasiya……24. Prangbakat
5. Tolu………15. Julungpujud…..25. Bala
6. Gumbreg……16. Pahang……….26. Wugu
7. Warigalit….17. Kuruwelut…….27. Wayang
8. Warigagung…18. Marakeh………28. Kulawu
9. Julungwangi..19. Tambir……….29. Dhukut
10. Sungsang….20. Medhangkungan…30 Watugunung
7. Sasi Jawa – ada 12 :
1. Sura………5. Jumadilawal…9. Poso
2. Sapar……..6. Jumadilakhir..10. Sawal
3. Mulud……..7. Rejeb………11. Dulkangidah
4. Bakdomulud…8. Ruwah………12. Besar
8. Tahun Jawa – ada 8 :
1. Alip……..4. Je….7. Wawu
2. Ehe………5. Dal…8. Jimakir
3. Jimawal…..6. Be
9. Windu – umurnya 8 tahun :
1. Adi / Linuwih
2. Kuntara / Ulah
3. Sengara / Panjir
4. Sancaya / Sarawungan
10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2 :
1. Lambang Langkir
2. Lambang Kulawu.
11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip) :
1. Senen /Isananiyah….5. Jemuah / Jamngiyah
2. Selasa Salasiyah…..6. Setu / Sabtiyah
3. Rebo / Arbangiyah….7. Akad / akdiyah
4. Kemis / Kamsiyah
12. Mangsa – jumlahnya 12 :
1. Kasa / Kartika
2. Karo / Pusa
3. Katiga / Manggasri
4. Kapat / Setra
5. Kalima / Manggala
6. Kanem / Maya
7. Kapitu / Palguna
8. Kawolu / Wisaka
9. Kasanga / Jita
10. Kasepuluh / Srawana
11. Kasewelas / Sadha
12. Karolas / Asuji
Sistim Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah.
namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.
Ada perbedaan yang hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.
Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;
• Akad (Minggu) jumlah naptu 5
• Senen (Senin) jumlah naptu 4
• Selasa (selasa)jumlah naptu 3
• Rebo (Rabu) jumlah naptu 7
• Kemis (Kamis) jumlah naptu 8
• Jumuah (Jum’at)jumlah naptu 6
• Setu (Sabtu) jumlah naptu 9
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
• Kliwon jumlah naptunya 8
• Legi jumlah naptunya 5
• Pahing jumlah naptunya 9
• Pon jumlah naptunya 7
• Wage jumlah naptunya 4
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
1 dan 1 = Baik, Saling mencintai
1 dan 2 = Baik
1 dan 3 = Kuat, Tetapi rejekinya jauh
1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dibagi empat apabila sisanya :
1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Misalkan suami lahir Jumat (6) Kliwon (8) = 14 – lihat “neptu hari”
istri lahir Jumat (6) Pahing (9) = 15 – lihat “neptu pekan”
Maka jumah angka suami dan isteri adalah 14 + 15 = 29 : 4 maka akan sisa ”1”
Lihat Tabel = ”1” jatuh pada Getho, berarti “jarang memiliki anak”
Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :
Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik
(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973- Rabu = 7- Kliwon = 8- Neptu (Total) = 15
2. Istri = 21 Desember 1976- Selasa = 3- Kliwon = 8- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.
Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,
Contoh : Jum’at Pahing- 20 April 2007- 07 September 2007- 21 Desember 2007
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:
1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati
2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
– Orang yang tinggal saling berhadapan
– Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
– Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri
Inilah cara mencari neptu pasaran weton, neptu pasaran dino, neptu pasaran jodoh, mencari neptu online, cara mencari neptu, mencari neptu jawa
A. NEPTU HARI.
Minggu : 5
Senin : 4
Selasa : 3
Rabu : 7
Kamis : 8
Jum'at : 6
Sabtu : 9
B. NEPTU PASARAN.
Legi : 5
Pahing : 9
Pon : 7
Wage : 4
Kliwon : 8
C. PERTEMUAN ANTARA HARI dan PASARAN yaitu :
1. AHAD LEGI : 5 + 5 = 10
AHAD PAHING : 5 + 9 = 14
AHAD PON : 5 + 7 = 12
AHAD WAGE : 5 + 4 = 9
AHAD KLIWON : 5 + 8 = 13
2. SENIN LEGI : 4 + 5 = 9
SENIN PAHING : 4 + 9 = 13
SENIN PON : 4 + 7 = 11
SENIN WAGE : 4 + 4 = 8
SENIN KLIWON : 4 + 8 = 12
3. SELASA LEGI : 3 + 5 = 8
SELASA PAHING : 3 + 9 = 12
SELASA PON : 3 + 7 = 10
SELASA WAGE : 3 + 4 = 7
SELASA KLIWON : 3 + 8 = 11
4. RABU LEGI : 7 + 5 = 12
RABU PAHING : 7 + 9 = 16
RABU PON : 7 + 7 = 14
RABU WAGE : 7 + 4 = 11
RAGU KLIWON : 7 + 8 = 15
5. KAMIS LEGI : 8 + 5 = 13
KAMIS PAHING : 8 + 9 = 17
KAMIS PON : 8 + 7 = 15
KAMIS WAGE : 8 + 4 = 12
KAMIS KLIWON : 8 + 8 = 16
6. JUM'AT LEGI : 6 + 5 = 11
JUM'AT PAHING : 6 + 9 = 15
JUM'AT PON : 6 + 7 = 13
JUM'AT WAGE : 6 + 4 = 10
JUM'AT KLIWON : 6 + 8 = 14
7. SABTU LEGI : 9 + 5 = 14
SABTU PAHING : 9 + 9 = 18
SABTU PON : 9 + 7 = 16
SABTU WAGE : 9 + 4 = 13
SABTU KLIWON : 9 + 8 = 17
MAKNA ALLAH HU AKBAR
on
19.46
Pada suatu hari Tuhan mengumpulkan seluruh binatang di penjuru bumi dan berkata, "Aku bermaksud menyembunyikan sesuatu dari manusia sampai mereka siap untuk mengetahuinya."
Para binatang itu bertanya-tanya keheranan,"Apakah itu, wahai Yang Maha Pencipta?"
Tuhan menjawab, "Pengetahuan atas hakikat diri mereka"
Kata Elang, "Berikan pada hamba, hamba akan menerbangkannya ke bulan"
Jawab Tuhan, "Jangan. Suatu hari mereka akan pergi ke sana dan menemukannya."
Kata Ikan Paus, "Biarkan hamba yang menyembunyikan jauh di dasar lautan."
Jawab Tuhan, "Jangan. Suatu saat mereka akan pergi ke sana pula."
Kata Banteng, "Kalau begitu hamba akan menguburkan di padang rumput."
Jawab Tuhan,"Tidak. Mereka akan membabat padang rumput dan menemukannya."
Akhirnya seekor Tikus Mondok yang selamanya hidup di perut bumi, berpenglihatan rabun, namun dapat melihat dengan jelas melalui mata hatinya, berkata, "Sembunyikan saja di dalam diri mereka sendiri."
Dan Tuhan pun berkata, "Ya! Sudah Aku lakukan!"
Perbendaharaan Yang Tersembunyi itu bernama : "Laa Ilaha Illallah"
Pintu gerbangnya bernama : "Muhammadur Rasulullah"
Kuncinya bernama : "BismillahirRahmanirRahim"
Cahaya yang menerangi di dalamnya bernama : "Al Fatihah"
Kenderaan di dalamnya bernama : "Laahaulawala kuwataillah billah"
kalimah yang terkandung di dalamnya bernama : "Alllahu Akhbar"
Allah : Zat
Hu : Aku
Akbar : Sifat
Tatkala bumi dan langit belum ada, Arasy dan Kursi belum ada, syurga dan neraka belum ada, semesta sekalian alam pun belum ada, apa yang pertama?
Yang pertama ialah Zat semata, sendiriNya, tiada dengan Sifat, tiada dengan Asma’Nya, itulah yang pertama.
Adapun nama Zat itu Hu, makna Hu itu Ismu Isyaratin kepada Zat tiada dengan Sifat.
Adapun Nama Allah rendah sepangkat daripada Nama Hu, tetapi (Nama Allah itu) perhimpunan segala nama seperti seorang Muhammad namanya.
Jika ia berilmu alim namanya, jika ia pandai utusan namanya, jika ia tahu menyurat khatib namanya, jika ia berniaga saudagar namanya. Sekalian nama itu dibawah nama Muhammad jua karna perhimpunan sekalian (nama itu) akan Nama Allah SWT
Yang Menjadikan Makhluk Khaliq namaNya, Yang Memberi Rezeki Razak namaNya, Yang menjadikan dengan hikmatNya Hakim namaNya. Sekalian nama ini di bawah nama Allah jua kerana nama Allah perhimpunan segala nama, tetapi nama Hu tertinggi daripada nama Allah, Adapun Zat lebih tinggi daripada nama Hu itu, Barangsiapa yang tahu maknanya ini, tahulah ia akan yang pertama itu, inilah yang dimaksudkan dengan kalimah ALLAH HU AKBAR
Pojok Renungan: Jika demikian kemana lagi engkau akan mencari pemahaman atas hakikat diri manusia selain menengok ke dalam dirimu sendiri.
YANG HAQ
on
19.39
yang sebenarnya atau yang Haq. Jadi yang sebenarnya terjadi itu Hayat (ZAT HAYYA).
Yang sebenar-benarnya HAYYAT itu : ROH
Yang sebenar-benarnya ROH itu : NYAWA
Yang sebenar-benarnya NYAWA itu : NUR MUHAMMAD
Yang sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD itu : SIFAT
Yang sebenar-benarnya SIFAT itu : ZAT (ZAT HAYYAT)
Yang sebenar-benarnya ZAT ialah : DIRI (UJUD)
Yang sebenar-benarnya SIFAT ialah : RUPA (WAJAH)
Yang sebenar-benarnya ASMA ialah : NAMANYA (HATI) Yang sebenar-benarnya AF’AL ialah : KELAKUANNYA (FI’IL)
Jadi yang bernama Allah itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL
Alif yaitu : ZAT
Lam awal yaitu : SIFAT
Lam akhir yaitu : ASMA
Ha yaitu : AF’AL
Itulah yang bernama Allah.
Jadi Nur yang sebenarnya itu ialah : DIRI yang empat cahaya yaitu NURUN, HAWA’UN, MA’UN, TARABUN.
Begitu juga ASMA ALLAH yang empat huruf ini tanpa ada tasjidnya, tiada mungkin ASMA ALLAH itu ALLAH. Apakah tasjidnya? Apakah yang menguatkan ASMA ALLAH itu ALLAH. Seperti juga MUHAMMAD itu MUHAMMAD.
Tanpa ada tasjidnya, tidak mungkin MUHAMMAD itu bernama MUHAMMAD. Jadi keduanya itu tasjidnya adalah : NUR MUHAMMAD. Jadi NUR MUHAMMAD itu juga adalah HAQIQAT ALAM. Yang menjahirkan dan yang dijahirkan adalah : ESA. Makanya kata-kata diciptakan itu hanya untuk umum.
Disini si RAJA dan si RAKYAT adalah manunggal ESA. Yang memerintah dan yang diperintah adalah SATU. Yang menghukum dan yang dihukum UNDANG-UNDANG HUKUM. Yang disayang dan dicintai adalah rakyatnya sendiri. Jadi rakyat mencintai rajanya, dan rajanya itu pula mencintai rakyatnya.
Siapa yang taat atas kehendak rajanya, maka dicintainya. Apapun kehendak rajanya, rakyat yang taat itu selalu patuh dengan Tuhannya. Sekalipun umpamanya kehendak raja itu bertentangan dengan rakyat umumnya. Tetapi perduli amat. Aku melaksanakan kemauan Tuhan hamba yang Maha Agung dan yang Maha Mulia. Biarlah aku dibenci oleh sesamaku, namun aku tetap patuh atas perintah yang Maha Mulia. Ini lah arti taatku dan arti patuhku dan arti cintaku. Semua orang ingin mencintai Tuhan, tapi namun aku sendiri sudah lebur dalam cinta itu dan aku sudah membara di api Tuhan ku.
Semua orang ingin Tha’at kepada Tuhan, tapi namun keTha’atan ku telah menyatu dengan ku, dalam HATI dan PERASAANKU. Semua orang ingin menjadi WALI ALLAH, tapi namun aku sendiri supaya ALLAH menjadi WALIKU.
Alangkah luasnya pandanganku itu, tetapi pandangan orang yang buta, hanya seluas lubang hidungnya saja. Tetapi bagiku tiada dinding dan HIJAB. Untuk memandang kebesaran dan keagungan Tuhanku. Kemana saja aku menoleh, hanya KEKASIHKU itu saja lagi yang kelihatan. Dan kemana saja kuarahkan pandanganKu itu, Hadapku, Wajahku, Nyawaku, dan Ruhku, Akal ku, dan seluruh persendianku. Disanalah ZAT ALLAH, SIFAT ALLAH, FI’IL ALLAH, UJUD ALLAH, dan WAJAH ALLAH. Maka hilanglah aku dan lenyaplah aku kedalam JIBU atau KOSONG.
Kini AKU KU yang terdahulu telah terganti MA’AN (TUBADDIL). Kini AKU adalah AKU dalam segala hal dan keadaan. Sekarang AKU KU yang HAQ ini telah GAIB dalam pandangan RAHASIA. Bukan gaib dalam pandangan nafsu. Tapi aku telah gaib dalam GAIBKU.
Bila AKU masuk kedalam Alam Gaib, maka segala yang GAIB itu tiadalah GAIB lagi. Semua bernyata dalam pandangan BASYIRAH RAHASIAKU. Aku kini bernama RAHASIA INSAN, dan RAHASIA INSAN itu ialah RAHASIA ALLAH, jadi semuanya yang berlaku dalam keadaan ini ialah RAHASIA ALLAH.
Supaya lebih paham. Lihat dibawah ini, adapun :
Yang sebenar-benarnya DIRI itu : HAYYAT
Yang sebenar-benarnya HAYYAT itu : ROH
Yang sebenar-benarnya ROH itu : NAFAS
Yang sebenar-benarnya NAFAS itu : RAHASIA
Yang sebenar-benarnya RAHASIA itu : NUR MUHAMMAD
Yang sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD itu : UJUD kita ini
Inilah pegangan kita sekarang dan seterusnya.
Yang sebenar-benarnya DIRI ROHANI itu ALLAH TA’ALA. Sekarang DIRI ROHANI itu jangan dicari lagi, karena yang bernama ALLAH itu sudah menjadi NYAWA segala MAKHLUK. Kesimpulannya adalah : semua MAKHLUK itu KHOLIK.
Jangan dicari lagi karena ALLAH itu sudah : LAISYA KAMISLIHI SYAI’UN. Kalau sudah tahu rahasianya, rahasiakanlah bagi orang yang belum mencapai kepada ilmu HAQIQAT ini. Sebab nanti bisa membawa fitnah besar ditengah-tengah umum.
Sekarang saya akan tambahkan lagi supaya lebih mantap. Yang sebenar-benarnya DIRI itu HAYYAT / ROH. Tetapi jangan berhenti kepada ROH saja, coba tembuskan pandangan kita kepada ZAT dan SIFAT ALLAH TA’ALA. Kalau pandangan kita hanya berhenti kepada nyawa saja, berarti kita salah memahami dalil yang ini. Jadi yang sebenar-benarnya DIRI itu adalah ROH.
Tatkala ia nasab ke seluruh tubuh : NYAWA namanya
Tatkala ia keluar dan masuk : NAFAS namanya
Tatkala ia berkehendak : HATI namanya
Tatkala ia percaya akan sesuatu : IMAN namanya
Tatkala ia dapat membuat sesuatu : AQAL namanya
Jadi pohon Aqal itu ialah : ILMU. Inilah yang disebut dengan sebenar-benarnya DIRI. Jadi kita ini hanya bertubuh RUH semata-mata. Apa sebab disebut dengan bertubuh ROH semata ??? ……..
Sebab disebut RUH semata ialah : karena sudah fana LAHIR dan BATHIN. Disini jangan diartikan kita yang memfanakan DIRI. Sebab fana itu dari ALLAH jua. Sedangkan kata-kata KITABUN itu sudah lebur jua kedalam fana.
Adapun BADAN ROHANI itu ALLAH TA’ALA artinya itu jangan dicari lagi karena ia itu sudah menjadi RAHASIA kepada kita semua. Sebab kata-kata RAHASIA itu ada dua pengertiannya yang bersamaan.
Pertama : RAHASIA INSAN dan yang kedua : RAHASIA ALLAH. Disinilah kita mengambil hadits Qudsi yang berbunyi : AL INSANU SIRRI, WAANA SIRRAHU artinya : adapun INSAN itu RAHASIA KU dan AKU adalah RAHASIA INSAN itu.
Jadi menurut hadits Qudsi ini tadi RAHASIA INSAN itu RAHASIA ALLAH jua. Jadi kalau sudah faham dan mengerti hanya tinggal pelaksanaannya saja lagi.
Jadi apa saja yang datang kepadamu semuanya datang dari RAHASIA ALLAH itu tadi. Tapi jangan kamu pahami bahwa ada perbuatan lain atas DIRI mu itu, yaitu mengandung syirik yang paling halus. Karena kamu sudah : WAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM artinya Tuhan ada bersamamu kemana saja kamu berada. Maksudnya sudah berbarenagan siang dan malam.
Demikianlah adanya supaya kamu paham dan mengerti . kalau sudah demikian itu tinggallah : hanya penuh kesadaran, pengertian dan pengabdian kepada Allah Ta’ala.
Kalimah : “LAA ILAAHA ILLALLAH”, masuknya kepada :
LAA itu maksudnya kepada : HAYYAT
ILAHA itu maksudnya kepada : ROH
ILLA itu maksudnya kepada : NAFAS
ALLAH itu maksudnya kepada : NYAWA
NYAWA itu asalnya : NUR MUHAMMAD
NUR MUHAMMAD itu ialah : SIFAT
SIFAT itu ialah : HAYYAT
HAYYAT itu ialah : ROH TUHAN ROBBUL ALAMIN
Tapi ingat ROH itu bukan TUHAN, tapi tiada lain daripada NYA. Asal saja diteruskan kepada ZAT dan SIFAT. Kalau sudah paham yaitu jangan dicari lagi, nanti bertambah jauh.
Baiklah, dan sekarang kepada pembicaraan sembahyang, SEMBAHYANG itu adalah ZAHIR ALLAH TA’ALA jua. Jadi kalau ZAHIRNYA ALLAH TA’ALA apalagi BATHINNYA : Siapa-siapa manusia semata yang berZIKIR, maka ZIKIRNYA itu haram. Tambah banyak berZIKIR tambah haram....
WAJAH ALLAH
on
19.34
Dimana saja aku menghadap
disitu ada wajah Allah...
Aku maha hampir tidak terkira...
Bersatu bersama sehati sejiwa...
Maha jauh namun hampir jua...
Dzatku adalah dzat Allah...
Sifatku adalah sifat Allah...
Asmaku adalah asma Allah...
Af'alku adalah af'al Allah...
Kau berdua dengan Allah...
Tapi aku berpadu dengan Allah...
Alangkah hebatnya bathinku...
Alangkah hebatnya zahirku...
Alangkah hebatnya wujudku...
Wujudku misrak dalam wujud Allah...
Batinku yg baqa raib dalam zahirku yg fana...
Itulah kezahiran wujudku yg mutlak...
Sesungguhnya siapa yg dapat meresapkan zahirnya...
Sama halnya mengenal atau meresapkan tuhanNya...
Karna itulah ada kezahiran dan kenyataan bagi wujudnya...
Yg awal dan yg akhir adalah tajallinya...
Atau menjelmanya diri Allah pada kelakuan insan...
Anggur mana, anggur...
Aku mulai mabuk...
Penglihatanku semata-mata hanya Allah...
Segala-galanya hanya Allah...
Tiada yg lain lagi...
Yg lainNya tidak berhak untuk di mabuki...
Yg lainNya palsu atau tiada...
Kalau diri yg bergerak siapakah yg hidup...
Yg hidup hanyalah...
Allah semata...
Allah semata...
Allah semata...
LainNya dusta belaka...
Coba pahami perkataan ini...
BERMULA RUH IDHAFI ITU DARIPADA NUKTAH...
BERMULA NUKTAH ITU DARIPADA DZAT ALLAH...
MAKA NUKTAH ITU ADALAH TITIK...
MAKA TITIK ITU DIDALAM BA...
MAKA BERNAMALAH IA BISMILLAH...
BISMILLAH ITULAH ASALNYA KEJADIAN ALAM SEMESTA DAN SEGALA ISINYA...
APABILA BA ITU TERBALIK IANYA DINAMAKAN NUN...
MAKA RUH IDHAFI ITULAH DIDALAM DIRI KITA...
DAN RUH IDHAFI ITULAH DINAMAKAN UJUD IDHAFI...
ATAU DINAMAKAN NYAWA MUHAMMAD...
NYAWA ADAM...
NYAWA KEPADA RUHANI...
MAKA KENYATAAN RUH IDHAFI ITULAH RUHUL QUDUS...
MAKA KENYATAAN RUHUL QUDUS ITU IALAH RUHANI...
KENYATAAN RUHANI ITU IALAH NAFAS...
MAKA HAKIKAT RUH IDHAFI ITULAH DIRI...
Meditasi versi Kapitayan
on
19.28
dengan Keheningan demi menemukan Kebijaksanaan di dalam diri.
Meditasi dalam pandangan KAPITAYAN, seperti air yang dibutuhkan untuk minum saat kita haus.
Setelah hausnya hilang, kegiatan minum air juga harus dihentikan.
Saat terasa haus lagi, baru kemudian minum lagi.
Apakah kita akan minum sepanjang hari, sepanjang waktu, setiap saat???
Apakah kita hidup hanya untuk minum???
Seperti halnya kita membutuhkan minum air untuk menunjang kehidupan. Demikian juga Meditasi adalah bahan bakar dan sumber kekuatan dari DHARMA.
DHARMA serta BAKTI adalah tujuan kehidupan dan merupakan alasan manusia dilahirkan. Hidup dalam Dharma inilah yg disebut sebagai hidup MEDITATIF.
Dharma dan Meditasi seperti “curiga manjing warangka” dan “warangka manjing curiga.”
Bakti yang merupakan hakekat dari “Urip sakjroning pati lan mati sakjroning urip.”
Apa itu Dharma? Sedekah atau Derma hanyalah bagian kecil dari Dharma. Dharma adalah tentang niat untuk mempersembahkan seluruh gerak kehidupan kita kepada semesta.
Dengan Dharma hidup kita akan menjadi sebuah perjamuan suci. Dharma adalah ibadah tertinggi dalam kehidupan manusia.
Hanya dengan merubah channel niat dari semua kegiatan kita, demikianlah akan membuat kita hidup dalam Dharma.
Contoh :
Saya berniat untuk bekerja mencari penghidupan dirubah menjadi…
Saya berniat melayani rekan kerja saya, memudahkan urusan mereka dan melayani masyarakat…
Itulah Dharma…
Dan untuk itulah bahan bakar Meditasi dibutuhkan dalam kehidupan…
Apakah menemukan guru ghaib…
Mendapat petunjuk leluhur…
Mengetahui past life…
Melihat sinar-sinar ghaib…
Bertemu dengan danyang petruk…
Ngopi bareng dengan Nyai Roro Kidul…
Dan semua pengalaman metafisik yang lebih bersifat mistis, klenik dan tahayul dibutuhkan dalam Meditasi??
Apakah itu menjadi tujuan dalam Meditasi…??
Jika jawabannya YES maka Kita harus lebih banyak piknik..
Dalam DHARMA dan BAKTI inilah, kekuatan meditasi kita akan mangejawantah sebagai kekuatan besar yang mampu menumbangkan pohon-pohon di syurga dan merontokkan buahnya di bumi kita ini.
Rahayu… x3
Kamis, 27 Agustus 2020
YANG HAQ
on
20.26
yang sebenarnya atau yang Haq. Jadi yang sebenarnya terjadi itu Hayat (ZAT HAYYA).
Yang sebenar-benarnya HAYYAT itu : ROH
Yang sebenar-benarnya ROH itu : NYAWA
Yang sebenar-benarnya NYAWA itu : NUR MUHAMMAD
Yang sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD itu : SIFAT
Yang sebenar-benarnya SIFAT itu : ZAT (ZAT HAYYAT)
Yang sebenar-benarnya ZAT ialah : DIRI (UJUD)
Yang sebenar-benarnya SIFAT ialah : RUPA (WAJAH)
Yang sebenar-benarnya ASMA ialah : NAMANYA (HATI) Yang sebenar-benarnya AF’AL ialah : KELAKUANNYA (FI’IL)
Jadi yang bernama Allah itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL
Alif yaitu : ZAT
Lam awal yaitu : SIFAT
Lam akhir yaitu : ASMA
Ha yaitu : AF’AL
Itulah yang bernama Allah.
Jadi Nur yang sebenarnya itu ialah : DIRI yang empat cahaya yaitu NURUN, HAWA’UN, MA’UN, TARABUN.
Begitu juga ASMA ALLAH yang empat huruf ini tanpa ada tasjidnya, tiada mungkin ASMA ALLAH itu ALLAH. Apakah tasjidnya? Apakah yang menguatkan ASMA ALLAH itu ALLAH. Seperti juga MUHAMMAD itu MUHAMMAD.
Tanpa ada tasjidnya, tidak mungkin MUHAMMAD itu bernama MUHAMMAD. Jadi keduanya itu tasjidnya adalah : NUR MUHAMMAD. Jadi NUR MUHAMMAD itu juga adalah HAQIQAT ALAM. Yang menjahirkan dan yang dijahirkan adalah : ESA. Makanya kata-kata diciptakan itu hanya untuk umum.
Disini si RAJA dan si RAKYAT adalah manunggal ESA. Yang memerintah dan yang diperintah adalah SATU. Yang menghukum dan yang dihukum UNDANG-UNDANG HUKUM. Yang disayang dan dicintai adalah rakyatnya sendiri. Jadi rakyat mencintai rajanya, dan rajanya itu pula mencintai rakyatnya.
Siapa yang taat atas kehendak rajanya, maka dicintainya. Apapun kehendak rajanya, rakyat yang taat itu selalu patuh dengan Tuhannya. Sekalipun umpamanya kehendak raja itu bertentangan dengan rakyat umumnya. Tetapi perduli amat. Aku melaksanakan kemauan Tuhan hamba yang Maha Agung dan yang Maha Mulia. Biarlah aku dibenci oleh sesamaku, namun aku tetap patuh atas perintah yang Maha Mulia. Ini lah arti taatku dan arti patuhku dan arti cintaku. Semua orang ingin mencintai Tuhan, tapi namun aku sendiri sudah lebur dalam cinta itu dan aku sudah membara di api Tuhan ku.
Semua orang ingin Tha’at kepada Tuhan, tapi namun keTha’atan ku telah menyatu dengan ku, dalam HATI dan PERASAANKU. Semua orang ingin menjadi WALI ALLAH, tapi namun aku sendiri supaya ALLAH menjadi WALIKU.
Alangkah luasnya pandanganku itu, tetapi pandangan orang yang buta, hanya seluas lubang hidungnya saja. Tetapi bagiku tiada dinding dan HIJAB. Untuk memandang kebesaran dan keagungan Tuhanku. Kemana saja aku menoleh, hanya KEKASIHKU itu saja lagi yang kelihatan. Dan kemana saja kuarahkan pandanganKu itu, Hadapku, Wajahku, Nyawaku, dan Ruhku, Akal ku, dan seluruh persendianku. Disanalah ZAT ALLAH, SIFAT ALLAH, FI’IL ALLAH, UJUD ALLAH, dan WAJAH ALLAH. Maka hilanglah aku dan lenyaplah aku kedalam JIBU atau KOSONG.
Kini AKU KU yang terdahulu telah terganti MA’AN (TUBADDIL). Kini AKU adalah AKU dalam segala hal dan keadaan. Sekarang AKU KU yang HAQ ini telah GAIB dalam pandangan RAHASIA. Bukan gaib dalam pandangan nafsu. Tapi aku telah gaib dalam GAIBKU.
Bila AKU masuk kedalam Alam Gaib, maka segala yang GAIB itu tiadalah GAIB lagi. Semua bernyata dalam pandangan BASYIRAH RAHASIAKU. Aku kini bernama RAHASIA INSAN, dan RAHASIA INSAN itu ialah RAHASIA ALLAH, jadi semuanya yang berlaku dalam keadaan ini ialah RAHASIA ALLAH.
Supaya lebih paham. Lihat dibawah ini, adapun :
Yang sebenar-benarnya DIRI itu : HAYYAT
Yang sebenar-benarnya HAYYAT itu : ROH
Yang sebenar-benarnya ROH itu : NAFAS
Yang sebenar-benarnya NAFAS itu : RAHASIA
Yang sebenar-benarnya RAHASIA itu : NUR MUHAMMAD
Yang sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD itu : UJUD kita ini
Inilah pegangan kita sekarang dan seterusnya.
Yang sebenar-benarnya DIRI ROHANI itu ALLAH TA’ALA. Sekarang DIRI ROHANI itu jangan dicari lagi, karena yang bernama ALLAH itu sudah menjadi NYAWA segala MAKHLUK. Kesimpulannya adalah : semua MAKHLUK itu KHOLIK.
Jangan dicari lagi karena ALLAH itu sudah : LAISYA KAMISLIHI SYAI’UN. Kalau sudah tahu rahasianya, rahasiakanlah bagi orang yang belum mencapai kepada ilmu HAQIQAT ini. Sebab nanti bisa membawa fitnah besar ditengah-tengah umum.
Sekarang saya akan tambahkan lagi supaya lebih mantap. Yang sebenar-benarnya DIRI itu HAYYAT / ROH. Tetapi jangan berhenti kepada ROH saja, coba tembuskan pandangan kita kepada ZAT dan SIFAT ALLAH TA’ALA. Kalau pandangan kita hanya berhenti kepada nyawa saja, berarti kita salah memahami dalil yang ini. Jadi yang sebenar-benarnya DIRI itu adalah ROH.
Tatkala ia nasab ke seluruh tubuh : NYAWA namanya
Tatkala ia keluar dan masuk : NAFAS namanya
Tatkala ia berkehendak : HATI namanya
Tatkala ia percaya akan sesuatu : IMAN namanya
Tatkala ia dapat membuat sesuatu : AQAL namanya
Jadi pohon Aqal itu ialah : ILMU. Inilah yang disebut dengan sebenar-benarnya DIRI. Jadi kita ini hanya bertubuh RUH semata-mata. Apa sebab disebut dengan bertubuh ROH semata ??? ……..
Sebab disebut RUH semata ialah : karena sudah fana LAHIR dan BATHIN. Disini jangan diartikan kita yang memfanakan DIRI. Sebab fana itu dari ALLAH jua. Sedangkan kata-kata KITABUN itu sudah lebur jua kedalam fana.
Adapun BADAN ROHANI itu ALLAH TA’ALA artinya itu jangan dicari lagi karena ia itu sudah menjadi RAHASIA kepada kita semua. Sebab kata-kata RAHASIA itu ada dua pengertiannya yang bersamaan.
Pertama : RAHASIA INSAN dan yang kedua : RAHASIA ALLAH. Disinilah kita mengambil hadits Qudsi yang berbunyi : AL INSANU SIRRI, WAANA SIRRAHU artinya : adapun INSAN itu RAHASIA KU dan AKU adalah RAHASIA INSAN itu.
Jadi menurut hadits Qudsi ini tadi RAHASIA INSAN itu RAHASIA ALLAH jua. Jadi kalau sudah faham dan mengerti hanya tinggal pelaksanaannya saja lagi.
Jadi apa saja yang datang kepadamu semuanya datang dari RAHASIA ALLAH itu tadi. Tapi jangan kamu pahami bahwa ada perbuatan lain atas DIRI mu itu, yaitu mengandung syirik yang paling halus. Karena kamu sudah : WAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM artinya Tuhan ada bersamamu kemana saja kamu berada. Maksudnya sudah berbarenagan siang dan malam.
Demikianlah adanya supaya kamu paham dan mengerti . kalau sudah demikian itu tinggallah : hanya penuh kesadaran, pengertian dan pengabdian kepada Allah Ta’ala.
Kalimah : “LAA ILAAHA ILLALLAH”, masuknya kepada :
LAA itu maksudnya kepada : HAYYAT
ILAHA itu maksudnya kepada : ROH
ILLA itu maksudnya kepada : NAFAS
ALLAH itu maksudnya kepada : NYAWA
NYAWA itu asalnya : NUR MUHAMMAD
NUR MUHAMMAD itu ialah : SIFAT
SIFAT itu ialah : HAYYAT
HAYYAT itu ialah : ROH TUHAN ROBBUL ALAMIN
Tapi ingat ROH itu bukan TUHAN, tapi tiada lain daripada NYA. Asal saja diteruskan kepada ZAT dan SIFAT. Kalau sudah paham yaitu jangan dicari lagi, nanti bertambah jauh.
Baiklah, dan sekarang kepada pembicaraan sembahyang, SEMBAHYANG itu adalah ZAHIR ALLAH TA’ALA jua. Jadi kalau ZAHIRNYA ALLAH TA’ALA apalagi BATHINNYA : Siapa-siapa manusia semata yang berZIKIR, maka ZIKIRNYA itu haram. Tambah banyak berZIKIR tambah haram....
Langganan:
Postingan
(
Atom
)